"Daripada memaksakan suaraku, aku hanya perlu mengeluarkan suaraku yang khas"



Di antara member Aqours, aku mungkin yang paling sering diusik. Entah kenapa, saat bekerja, aku selalu menghadapi hujan, yang membuat Komiya dan Furihata memberiku julukan "Wanita Hujan". Aku sebenarnya jarang diusik, tapi aku selalu berakhir terusik begitu. Entahlah, tapi aku duga ini ada hubungannya dengan gambarku.

Pada awalnya, aku berpikir untuk menyatukan para member, aku harus berbaur dengan yang lain. Tapi aku takut dengan orang asing, dan suka melakukan hal dengan caraku sendiri, jadi mungkin aku berdiri di belakang yang lain dan lebih menjaga mereka. Adapun tanggung jawabku sebagai pemimpin, aku menyerahkannya kepada Anchan. Tapi, jika ada saat yang lain merasa gugup saat rekaman, aku mendekati mereka dan memberikan mereka semangat. Menurutku jika kita ingin melakukan yang terbaik, kita harus mulai dengan menciptakan suasana yang baik.

Dibandingkan saat pertama kali, para member sudah mulai saling akrab; kami juga akan pergi bersama pada hari libur. Semuanya sudah tidak canggung, dan bertindak seperti sekelompok anak-anak yang baik. Sejak kami bertemu, semuanya termotivasi oleh tekad, "Kita harus mencoba yang terbaik dengan bersatu!", Dan kami pun menjadi cepat akrab.

Aku memainkan peran sebagai murid pindahan Sakurauchi Riko-chan yang pindah dari Tokyo. Pada pandangan pertama, dia memberikan kesan bahwa dia serius dalam tindakannya, dan dewasa. Tetapi sebenarnya, dia bisa menjadi keras kepala, dan tidak mau mendengarkan masukan. Aku juga memiliki sisi yang dapat menolak masukan setelah membuat keputusan, jadi kami sangat mirip dalam hal ini. Nama kami juga sama, jadi kurasa ini sudah ditakdirkan (hehe).

Aku punya pengalaman akting di panggung sebelumnya, tapi ini adalah pertama kalinya aku mendapat peran penting sebagai seiyuu. Akibatnya, ini pertama kalinya aku harus mengucapkan banyak kata selama dubbing, dan aku juga mengalami banyak kesulitan. Pada awalnya, membacakan naskah saja menghabiskan seluruh tenagaku. Tapi, pelan-pelan aku mulai berpikir, "Bagaimana aku harus menyampaikan emosi dari naskah ini?", dan melihat dari sudut pandang Riko-chan. Jadi aku menggali makna dari setiap baris dalam naskah. Setelah aku melakukannya, aku perlahan-lahan mulai mengetahui berbagai sifatnya Riko-chan serta cara berpikirnya. Dan sekaligus membuat proses dubbing menjadi lebih menyenangkan.

Aku memiliki suara yang biasa, terkadang aku iri dengan orang yang memiliki suara yang imut. Tapi, Riko-chan adalah orang yang kalem dan tenang, jadi kurasa itu sesuai dengan suaraku. Karena itu, selama dubbing, daripada memaksakan suaraku, aku hanya mengeluarkan suaraku yang khas, yang ingin aku nilai. Tentu saja, ini tidak berarti bahwa aku mengedepankan egoku saat berekspresi. Aku selalu menghormati dan menempatkan perasaan Riko-chan sebagai nomor satu.

Love Live! memiliki banyak penggemar di mana-mana, yang membuatku merasakan sedikit tekanan, tapi belakangan ini, aku memiliki perasaan yang kuat dan "aku pasti bisa!". Bahkan member Aqours juga terus mengalami kemunduran dalam cerita mereka, serta merasakan kebingungan dan kekhawatiran. Melihat kesedihan mereka, kami juga akan merasakan sedih dalam hati. Namun mereka takkan pernah menyerah. Daripada melihat semua kesulitan mereka. Aku ingin semua orang melihat keras kerja mereka.


Masih banyak cara untuk meningkatkan kemampuan bernyanyi dan menariku, dan juga banyak hal yang tak dapat kulakukan. Semua ini mengharuskanku untuk melakukan yang terbaik. Meskipun kami masih memiliki banyak kekurangan, untuk mengejar μ’s sang pendahulu kami, kami bersembilan akan bersatu berjuang. Bersama-sama sebagai Aqours, kami akan menjadikan karya kami lebih hidup.

Selain itu, Riko-chan ada di klub seni. Justru berlawanan dengan aku yang buruk dalam seni. Tapi, di anime masih belum ada memperlihatkan karya seni Riko-chan. Aku sangat menantikannya (hehe)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Yu-Music! - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -